
Pentingnya Nutrisi Lengkap untuk Tumbuh Kembang Anak




Nutrisi yang lengkap dibutuhkan untuk mendukung tumbuh dan berkembang dengan baik sesuai usia anak. Nutrisi yang diberikan harus memenuhi syarat dari segi gizi maupun cara dan waktu pemberian. Selain itu, stimulasi perlu diberikan sesuai dengan usia anak. Perkembangan anak usia dini mencakup berbagai aspek. Secara umum perkembangan anak usia dini mencakup perkembangan fisik, sosial, emosi, dan kognitif. Beberapa ahli menambahkan aspek bahasa, moral, dan kemandirian sebagai cakupan perkembangan anak usia dini.1
Menurut peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia No 66 tahun 2014, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang kesehatan dan kecerdasan anak, antara lain faktor gizi, faktor pelayanan kesehatan, faktor lingkungan baik fisik maupun sosial dan faktor perilaku. Agar anak dapat tumbuh kembang secara optimal diperlukan kondisi yang mendukung, antara lain hubungan anggota keluarga dan Iingkungan keluarga yang memberikan kasih sayang dan perasaan aman, keadaan fisik mental dan sosial yang sehat, terjangkau oleh pelayanan kesehatan, makanan yang cukup dan bergizi seimbang, anak mendapat kesempatan memperoleh stimulasi tumbuh kembang dan pendidikan dini di keluarga dan masyarakat, anak mempunyai kesempatan melakukan kegiatan yang sesuai dan menarik minat anak, memberi kesempatan anak bermain permainan yang merangsang perkembangan anak.2
Kebutuhan energi dan nutrisi anak hingga usia 6 bulan dapat tercukupi oleh pemberian air susu ibu (ASI) saja. Pemberian MPASI dapat diberikan apabila ASI saja sudah tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi, mulai usia 6 bulan.3 Praktikkan pemberian ASI eksklusif sejak lahir sampai usia 6 bulan, dan perkenalkan makanan pendamping ASI (MPASI) pada usia 6 bulan (180 hari) sambil terus memberikan ASI hingga 2 tahun.4 Pada usia 6 bulan, anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cepat secara fisik mulai aktif, mulai terpajan dengan lingkungan sehinga meningkatkan risiko infeksi, oleh sebab itu, pada periode ini penting untuk mencukupi kebutuhan zat gizinya. Pada usia 6 bulan, bayi mulai diperkenalkan kepada makanan lain, bertahap secara konsistensi dan teksturnya; mula-mula dalam bentuk lumat, makanan lembek dan selanjutnya beralih ke makanan keluarga saat bayi mencapai usia 1 tahun.5
Untuk rata-rata bayi sehat yang disusui, makan makanan pendamping direkomendasikan untuk diberikan 2-3 kali sehari pada usia 6-8 bulan dan 3-4 kali sehari pada usia 9-11 dan 12-24 bulan, dengan tambahan camilan bergizi (seperti sepotong buah atau roti dengan pasta kacang) ditawarkan 1-2 kali sehari, sesuai keinginan.4
Bayi yang siap untuk menerima MPASI harus memenuhi kesiapan fisik dan psikologis. Untuk kesiapan fisik, tanda-tanda yang diperhatikan adalah6 :
- Reflex ekstrusi (menjulurkan lidah) telah sangat berkurang atau sudah menghilang.
- Mampu menahan kepala tetap tegak.
- Duduk tanpa/hanya dengan sedikit bantuan dan mampu menjaga keseimbangan badan ketika tangannya meraih benda di dekatnya.
Sedangkan untuk kesiapan psikologis, bayi yang sudah siap makan akan memperlihatkan perilaku makan lanjutan6,7:
- Lebih mandiri dan eksploratif.
- Pada usia enam bulan, umumnya bayi mampu menunjukkan:
- Keinginan makan dengan cara membuka mulutnya;
- Rasa lapar dengan memajukan tubuhnya ke depan/ke arah makanan;
- Tidak beminat atau kenyang dengan menarik tubuh ke belakang/menjauh.
- Tertarik kepada kegiatan makan yang dilakukan orangtua, mencoba mengambil garpu atau makanan dari tangan orangtua
Syarat pemberian MPASI adalah tepat waktu, aman dan higienis, adekuat, dan diberikan secara responsif. Tepat waktu maksudnya diberikan ketika ASI saja sudah tidak lagi mencukupi kebutuhan nutrisi anak (sekitar 6 bulan). Persiapan dan pembuatan MPASI menggunakan cara, bahan dan alat yang aman serta higienis. Nilai gizi MPASI harus adekuat artinya memenuhi kebutuhan energi, protein dan mikronutrien anak. Pemberian MPASI dilakukan secara responsif, yakni memerhatikan sinyal lapar dan kenyang anak.3
Pemberian ASI dan pemberian makanan pendamping ASI, ditambah dengan tingginya tingkat penyakit menular, adalah penyebab langsung utama malnutrisi selama dua tahun pertama kehidupan. Sejak usia kelahiran hingga usia 2 tahun merupakan periode “window of opportunity” bagi pertumbuhan, kesehatan, dan perkembangan perilaku yang optimal. Apabila tumbih kembang terganggu pada periode tersebut, sulit untuk mengkoreksi atau mengembalikan kondisi anak di atas usia 2 tahun. Konsekuensi dari status gizi yang buruk antara lain meningkatkan morbiditas dan mortalitas, atau perkembangan mental dan motorik yang tertunda. Dalam jangka panjang, asupan nutrisi yang tidak optimal pada 2 tahun pertama anak dikaitkan dengan penurunan kinerja intelektual (IQ), kapasitas kerja, luaran reproduksi reproduksi dan kesehatan secara keseluruhan selama masa remaja dan masa dewasa. Dengan demikian, siklus gizi buruk terus berlanjut, seperti yang dihadapi anak perempuan yang kekurangan gizi, peluangnya lebih besar untuk melahirkan bayi yang kekurangan gizi dan berat badan lahir rendah saat ia besar nanti.4
Nutrisi yang harus dicukupi dari pemberian MPASI termasuk energi, protein, lemak, dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral), untuk mencukupi kebutuhan gizi anak yang tidak bisa lagi dicukupi hanya dengan pemberian ASI. Berikut daftar makanan yang bisa diberikan pada anak dan gizi yang dikandungnya8:
- ASI: terus memberikan energi dan nutrisi berkualitas tinggi hingga 23 bulan
- Makanan pokok: menyediakan energi, sedikit protein (hanya golongan serealia) dan vitamin, Contoh: serealia (beras, gandum, jagung, millet, quinoa), akar (singkong, ubi dan kentang) dan buah bertepung (pisang raja dan buah sukun),
- Makanan hewani: menyediakan protein berkualitas tinggi, besi heme, seng dan vitamin, Contoh: hati, daging merah, ayam, ikan, telur (bukan sumber besi yang baik)
- Produk susu: menyediakan protein, energi, sebagian besar vitamin (terutama vitamin A dan folat), kalsium, Contoh: susu, keju, yogurt dan dadih
- Sayuran berdaun hijau dan berwarna oranye: menyediakan vitamin A, C, folat, Contoh: bayam, brokoli, lobak, wortel, labu, manis, kentang
- Kacang: menyediakan protein (kualitas sedang), energi, zat besi (penyerapan tidak baik), Contoh: buncis, lentil, kacang tunggak, kacang polong hitam, kacang merah, kacang lima
- Minyak dan lemak: memberikan energi dan asam lemak esensial, Contoh: minyak (sebaiknya minyak kedelai atau rapeseed), margarin, mentega atau lemak babi
- Biji-bijian: menyediakan energyi Contoh: pasta kacang tanah atau pasta kacang lainnya, direndam atau biji berkecambah seperti labu, bunga matahari, melon, wijen.
Tumbuh kembang anak perlu didukung oleh asupan gizi yang lengkap dan seimbang. Setelah periode ASI eksklusif, dibutuhkan makanan pendamping ASI untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak. Syarat anak yang sudah bisa menerima MPASI antara lain sudah bisa menegakkan kepala, sudah bisa duduk dengan bantuan, berkurangnya refleks menjulurkan lidah, tertarik melihat orang makan, mencoba meraih makanan, dan membuka mulut jika disodori sendok/makanan. MPASI diberikan sesuai syarat, yaitu tepat waktu, aman dan higienis, adekuat dan diberikan secara responsif.
Hanya untuk kalangan Medis
** ASI adalah Nutrisi terbaik
SUMBER :
- Sit, Masganti. Psikologi perkembangan anak usia dini Jilid 1. Medan: Perdana Publishing, 2015.
- Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Pemantauan Tumbuh Kembang Anak. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2014 [2014] Retrieved from http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/PMK%20No.%2066%20ttg%20Pemantauan%20Tumbuh%20Kembang%20Anak.pdf [01.09.2020]
- Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI). IDAI; 2018 [2018] Retrieved from https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/pemberian-makanan-pendamping-air-susu-ibu-mpasi [01.09.2020]
- Dewey, Kathryn. Guiding principles for complementary feeding of the breastfed child [internet]. WHO; 2003 [2003] Retrieved from: https://www.who.int/nutrition/publications/guiding_principles_compfeeding_breastfed.pdf [01.09.2020]
- Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Gizi Seimbang. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2014 [2014] Retrieved from http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK%20No.%2041%20ttg%20Pedoman%20Gizi%20Seimbang.pdf [01.09.2020]
- https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/makanan-pendamping-asi-mpasi. Accessed Sept 1, 2020.
- https://www.webmd.com/parenting/baby/starting-solid-food. Accessed Sept 1, 2020. 8. World Health Organization. Infant and young child feeding: model chapter for textbooks for medical students and allied health professionals. Switzerland, 2009.