
Pengaturan Nutrisi pada Bayi Prematur: Bagaimana Memilih Nutrisi yang Tepat?




Bayi prematur memiliki tantangan dalam tumbuh kembang, rendahnya penyimpanan nutrisi dan juga beresiko untuk terjadi poor-feeding. Pemenuhan nutrisi yang tidak adekuat dapat mengakibatkan gangguan tumbuh kembang seperti stunting dan pada jangka panjang dapat beresiko penyakit metabolik, obesitas, penyakit kardiovaskuler dan uaran neurodevelopmental yang buruk. Oleh karena itu, pemberian nutrisi yang tepat dan adekuat akan membantu tumbuh kembang bayi prematur terutama pada 1000 hari pertama.1,2
Klasifikasi bayi prematur dan malnutrisi yang terjadi pada tumbuh kembang
Definisi bayi prematur menurut WHO adalah bayi yang lahir sebelum usia gestasi 37 minggu. Selanjutnya berdasarkan usia gestasi, bayi dikelompokan sebagai; Amat sangat prematur (extremely preterm): Jika lahir pada usia gestasi <28 minggu, Sangat prematur (very preterm): Jika lahir pada usia gestasi 28 minggu sampai < 32 minggu, Moderate to late preterm: Jika lahir pada usia gestasi 32 minggu sampai < 37 minggu.1
Pemantauan pertumbuhan untuk bayi prematur dapat menggunakan dua grafik, yaitu grafik Fenton dan grafik Intergrowth. Penggunaan Fenton adalah hingga mencapai usia koreksi 50 minggu, kemudian selanjutnya akan menyesuaikan dengan penggunaan grafik WHO. Bagaimana dengan penggunaan INTERGROWTH? 1 Villar dkk. (berdasarkan kohort yang dihasilkan pada bayi prematur usia 24-37 minggu sampai usia 2 tahun) mendapatkan bahwa grafik ini berhimpit median (P50) semua indeks pada grafik standar WHO saat usia 64 minggu pascamensturasi sehingga Villar dkk. menyarankan grafik inilah yang digunakan untuk memantau bayi prematur sampai usia 64 minggu sebelum menggunakan grafik standar WHO. Namun demikian, penggunaan grafik ini masih memerlukan kajian lebih lanjut. 2
Bayi prematur seringnya memiliki berat badan yang belum mencukupi, walaupun bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) belum tentu lahir prematur. Berkaitan dengan hal tersebut, bayi dapat dikelompokkan berdasarkan berat lahirnya, sebagai berikut3:
- Bayi berat lahir rendah (BBLR), yaitu berat lahir -- < 2500 gram.
- Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), yaitu berat lahir 1000- < 1500 gram.
- Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR), yaitu berat lahir < 1000 gram.
Status gizi yang rentan ini meningkatkan risiko dari sejumlah kondisi seperti necrotizing enterokolitis (NEC) dan sepsis. NEC dan sepsis saat ini merupakan penyebab kematian paling signifikan pada bayi prematur setelah minggu pertama kehidupan. Bayi prematur mempunyai risiko yang lebih tinggi mengalami luaran neurodevelopmental yang buruk serta perkembangan kognitif yang terganggu di kemudian hari. Pemberian nutrisi optimal akan mempengaruhi perkembangan otak selama kehidupan fetal dan bulan-bulan pertama setelah lahir. Status gizi yang buruk juga mungkin menyebabkan gagal tumbuh seperti stunting, meningkat risiko hipertensi, penyakit jantung, osteoporosis dan diabetes tipe 2.2,4
Tantangan dalam Pemberian Nutrisi pada Bayi Prematur
Bayi prematur rentan mengalami peningkatan risiko infeksi, durasi rawat inap yang lebih lama dan dapat berakibat pada kegagalan tumbuh kembang bayi tersebut. 1 Hal ini disebabkan karena bayi yang lahir prematur tidak mengalami pertumbuhan cepat di dalam rahim yang terjadi pada trimester tiga dan tertinggal dalam akumulasi nutrisi. 5 Beberapa kelainan yang menyebabkan bayi prematur berisiko mengalami gangguan pertumbuhan adalah,3,5:
- Bayi prematur memiliki kekurangan cadangan dari semua nutrisi utama, termasuk protein, energi, mineral dan vitamin. Karena memiliki jaringan adiposa dalam jumlah terbatas, cadangan energi utama bayi prematur adalah protein yang terdapat pada otot dan organ lainnya.
- Sistem kekebalan tubuh yang belum matang
- Inkoordinasi refleks mengisap, menelan, dan bernafas
- Kurangnya kontrol fungsi oral motor
- Sistem pencernaan masih imatur, menyebabkan beberapa kondisi seperti gerakan peristaltik yang buruk, penyerapan nutrisi kurang maksimal dan sering terjadi refluks yang berujung pada iritasi saluran nafas.
Ketersediaan ASI sering tertunda karena komplikasi kelahiran dan belum berkembanganya hormon dan mekanisme fisiologis untuk latasi. Penyimpanan glikogen hepar, di mana ukurannya membesar dua kali lipat antara 36 hingga 40 minggu usia gestasi, tidak cukup untuk mengkompensasi kurangnya nutrisi enteral.
Asupan nutrisi yang tepat dan adekuat untuk mengoptimalkan tumbuh kembang bayi prematur
Kecukupan nutrisi pada bayi prematur adalah jumlah asupan yang dibutuhkan bayi agar mencapai kecepatan dan komposisi tubuh serupa dengan pertumbuhan janin di dalam rahim.2 Kecukupan nutrisi ini terdiri atas2:
- Kecukupan cairan
- Kecukupan energi
- Kecukupan makronutrien;
- Karbohidrat
- Protein
- Lemak: AA, DHA, omega 3, omega 6
- Kecukupan mikronutrien;
- Elektrolit
- Trace elements: besi, zinc, kalsium, fosfor
- Vitamin: A, D, E
Kebutuhan nutrisi yang tepat untuk bayi prematur akan bergantung pada banyak faktor seperti berat badan, masalah medis sebelumnya (misalnya nekrosis enterokolitis), status kesehatan saat ini, faktor genetik, dll. Namun, ada sejumlah pedoman yang memberikan saran umum tentang komposisi nutrisi makanan sebelum waktunya. 2 Pedoman tersebut menyatakan bahwa standar perawatan nutrisi bayi prematur harus menggunakan Expressed Breast Milk (EBM), jika perlu ditambah dengan Human Milk Fortifier (HMF).
Bayi prematur membutuhkan energi untuk mengejar pertumbuhan dan perkembangannya. Lemak merupakan sumber energi yang penting. Selain itu, asupan protein tinggi merupakan bagian dari nutrisi agresif dini sebagai upaya mencegah gagal tumbuh kembang pascalahir pada bayi prematur. Pedoman dari ESPGHAN merekomendasikan protein 3,5-4 g/kg/hari untuk bayi antara 1 sampai 1,8 kgBB meskipun asupan yang lebih tinggi mungkin diperlukan terutama pada bayi kecil dan di mana pertumbuhan 'kejar' dibutuhkan. Seorang bayi prematur membutuhkan sekitar 110-135 kkal energi setiap hari. Sebagian besar tersedia dalam bentuk karbohidrat, seperti glukosa, protein dan lemak dari makanan. Bayi prematur kekurangan simpanan kalsium dan fosfat seperti bayi cukup bulan. Namun, penggunaan HMF pada bayi yang diberikan ASI atau formula prematur memberikan asupan tambahan mineral tersebut. Deplesi fosfor hampir terjadi secara universal pada bayi dengan ASI yang tidak difortifikasi. Penggunaan BMF bertujuan untuk memperbaiki defiensi fosfor. 2
Bayi prematur hanya mendapat vitamin D dari sintesis di kulit, jadi sumber vitamin D bergantung pada sumber makanan. Pedoman ESPGHAN merekomendasikan 800-1000 IU per hari, yang berarti sebagian besar akan memerlukan penggunaan suplemen vitamin. Kebanyakan bayi yang lahir sebelum 28 minggu menerima setidaknya satu transfusi darah, yang berarti mereka jarang membutuhkan zat besi tambahan dalam dua sampai empat minggu pertama kehidupan. s. Namun, bayi prematur yang hanya diberi EBM dan yang belum menerima transfusi darah dalam 2 minggu terakhir mungkin membutuhkan zat besi tambahan. 2
Asam lemak esensial juga memiliki peranan penting bagi pertumbuhan bayi. Jenis asam lemak esensial rantai panjang yaitu asam docosahexaenoic (DHA, 22: 6 Ω-3) dan asam arakidonat (AA, 20: 4 Ω-6) terakumulasi secara istimewa di otak yang sedang berkembang di mana mereka merupakan komponen struktural utama lipid otak dan memainkan peran fungsional penting dalam visual dan proses saraf.6 Plasenta secara selektif mentransfer DHA dan AA ke janin. Setelah kelahiran prematur, transpor plasenta DHA dan AA terputus, sehingga mengurangi pertambahan DHA dan AA dalam tubuh bayi prematur. DHA adalah salah satu LCPUFA yang paling melimpah di otak dan memiliki peran penting dalam perkembangan otak termasuk peran dalam neurotransmisi dan neurogenesis. Bukti-bukti lain menunjukan bahwa suplementasi DHA meningkatkan luaran penglihatan, perkembangan sistem saraf pada bayi prematur dan dapat menurunkan tingkat morbiditas dari bronchopulmonary dysplasia, necrotizing enterocolitis, retinopati prematur.7,8 Collins et al menemukan bahwa mensuplementasi bayi dengan DHA sebanyak 120 mg/kg/hari mencegah penurunan DHA yang biasanya terlihat pada bayi prematur pada usia <33 minggu.7
Nutrisi yang terbaik bagi bayi adalah ASI. Bayi yang mendapatkan ASI memiliki insiden infeksi, kelainan gastrointestinal, dan respiratorik yang lebih rendah. Jika perlu, pemberian ASI ditambahkan dengan Human Milk Fortifier (HMF: 14 kkal, protein 1,1g). Apabila tidak terdapat ASI ibu, alternatif yang dapat diberikan adalah ASI donor dengan/atau tanpa HMF, alternatif berikutnya adalah susu formula prematur (80 kkal/100 ml, protein 2-2,4 g/100 ml dan dilengkapi dengan mineral, vitamin, dan trace elements).
Malnutrisi kerap kali terjadi pada bayi prematur karena kurang optimalnya tumbuh kembang bayi yang lahir sebelum 37 minggu usia kehamilan. Penyakit yang muncul diperoleh dari dampak ketidaksempurnaan organ tubuh dalam mencerna dan menyimpan serta menyerap nutrisi. Asupan seperti karbohidrat, protein, lemak (omega 3 dan omega 6), vitamin A, D, E, mineral (elektrolit, besi, kalsium, fosfor) merupakan nutrisi yang paling penting bagi bayi prematur. Konsumsi ASI sangat disarankan untuk dilakukan dibandingkan dengan susu formula.
Hanya untuk kalangan Medis
** ASI adalah Nutrisi terbaik
SUMBER:
- Rohsiswatmo R, Amandito R. Optimalisasi Pertumbuhan Bayi Prematur dan Pasca Prematur di Indonesia; Mengacu pada Pedoman Nutrisi Bayi Prematur di RSCM. Sari Pediatri. 2020;21(4):262-70.
- Ikatan Dokter Anak Indonesia. Konsensus Ikatan Dokter Anak Indonesia: Asuhan Nutrisi Prematur. Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2016 [2016] Retrieved from: http://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Konsensus-Asuhan-Nutrisi-Prematur.pdf [September 1, 2020].
- Embleton, N.D. Optimal nutrition for preterm infants: Putting the ESPGHAN guidelines into practice. Journal of Neonatal nursing. 2013; 19:130-133.
- Primadi, Aris. Pemberian ASI pada Bayi Lahir Kurang Bulan: Indonesian Pediatric Society; 27 Agustus 2013 [2013] Retrieved from: https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/pemberian-asi-pada-bayi-lahir-kurang-bulan. [September 1, 2020].
- Paul S.P, et al. Feeding growth restricted premature neonates: a challenging perspective.United Kingdom: Sudanese journal of pediatric; 29 march 2018 [20 November 2018] Retrieved from: https://europepmc.org/article/med/30799892 [1 September 2020]
- Strain JJ, Davidson PW, Bonham MP, et al. Associations of maternal long-chain polyunsaturated fatty acids, methyl mercury, and infant development in the Seychelles Child Development Nutrition Study. Neurotoxicology. 2008;29(5):776-82.
- Smith SL, Rouse CA. Docosahexaenoic acid and the preterm infant. Maternal Health, Neonatology and Perinatology. 2017;3(1):22.
- Fang P, Kuo H, Huang C, et al. The effect of supplementation of docosahexaenoic acid and arachidonic acid on visual acuity and neurodevelopment in larger preterm infants. Chang Gung medical journal. 2005;28(10):708.